Kapurung, atau bubur sagu sebenarnya 11-12 dengan post sebelumnya, Barobbo. Perbedaan utamanya di bahan utama, kalau Barobbo menggunakan bubur nasi-jagung, Kapurung berbahan dasar sagu. Untuk isinya, Kapurung super ramai, mulai dari jantung pisang, jagung, kangkung, udang, suwiran ayam dan potongan kacang panjang. Kapurung disajikan dengan perasan jeruk limo dan sambal. Kuah Kapurung berwarna keruh, tidak bening, yang sebenarnya membuat penampilannya jadi kurang oke. Tapi untuk rasa? Jangan ditanya.
Untuk rasanya, Kapurung JUARA!! ada sedikit rasa kacang di kuahnya, rasa Kapurung juga unik. Yang paling menonjol dari Kapurung mungkin di penggunaan irisan bunga honje/kecombrang. Bunga honje memberikan rasa wangi-asam yang super unik. Untuk yang biasa makan nasi, makan Kapurung walaupun berbahan dasar sagu sangat mengenyangkan karena porsinya yang besar dan lauknya yang tumpah ruah.
Harga Kapurung tergantung topping yang dipilih, seafood, ayam, ikan dan lain-lain.
Uniknya, di Sulawesi sendiri banyak yang menjadikan Kapurung sebagai lauk yang dimakan dengan nasi. Untuk yang biasa makan dengan porsi sedikit, sebaiknya pesan satu porsi untuk berdua.
Kapurung memang bukan masakan yang bisa cocok dengan semua lidah, karena beberapa orang tidak cocok dengan tekstur sagu yang seperti makan lem (sangat tidak masalah untuk saya karena dari kecil sering makan lem beneran-jangan ditiru) dan rasa honje yang tidak familiar. Tapi ke Sulawesi tanpa mencoba Kapurung? Rugi banget!
–
Kapurung, main dish from Sulawesi. Using sagoo porridge as the main ingredient (the texture is sticky like glue – some people might not feeling comfortable with the texture) and topped with seafood, chicken etc. Have slightly peanut taste and super unique taste that comes from Etlingera flower (super unique taste and fragrance). May not suitable for everyone taste. But highly recommended for you who want to try local taste.
-A